Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Bagaimana Drone Digunakan dalam Pemetaan?

Bagaimana drone digunakan dalam pemetaan - Dalam beberapa tahun terakhir, penggunaan drone telah berkembang pesat dan menjadi alat yang sangat berguna di berbagai industri. Salah satu aplikasi utama drone yang semakin populer adalah dalam bidang pemetaan. 

Dengan kemampuan untuk mengakses area yang sulit dijangkau dan mengumpulkan data dengan cepat dan akurat, drone menawarkan banyak manfaat dalam pemetaan. 

Artikel ini akan membahas bagaimana drone digunakan dalam pemetaan, teknologi di baliknya, serta keuntungan yang ditawarkan.

Penggunaan Drone dalam Survey Pemetaan
Bagaimana drone digunakan dalam pemetaan?

Penggunaan Drone  dalam Survey Pemetaan

1. Teknologi Drone untuk Pemetaan

Sensor dan Kamera

Drone yang digunakan untuk pemetaan biasanya dilengkapi dengan berbagai sensor dan kamera canggih. Kamera-kamera ini dapat mengambil gambar beresolusi tinggi dari udara, yang kemudian dapat digabungkan untuk menciptakan peta detail. Beberapa jenis sensor yang umum digunakan antara lain:
  • Kamera RGB: Mengambil gambar dalam spektrum cahaya tampak.
  • Kamera Multispektral: Mengambil gambar dalam beberapa spektrum cahaya yang berbeda, termasuk inframerah, yang sangat berguna untuk analisis vegetasi.
  • LiDAR: Teknologi ini menggunakan laser untuk mengukur jarak dan menghasilkan peta 3D yang sangat akurat.

Perangkat Lunak Pemetaan

Setelah data dikumpulkan oleh drone, data tersebut kemudian diproses menggunakan perangkat lunak pemetaan khusus. Perangkat lunak ini menggabungkan gambar dan data sensor untuk menciptakan peta ortomosaik, model elevasi digital (DEM), dan model 3D dari area yang dipetakan. 

Beberapa perangkat lunak yang sering digunakan termasuk Pix4D, DroneDeploy, dan Agisoft Metashape.

2. Proses Pemetaan Menggunakan Drone

Proses pemetaan menggunakan drone terdiri dari beberapa tahap, yaitu:

1. Perencanaan Misi

  • Menentukan Tujuan: Apa yang ingin Anda capai dengan pemetaan drone? Apakah Anda membutuhkan peta topografi, model 3D, atau data ortofoto?
  • Memilih Area Pemetaan: Menentukan area yang ingin Anda petakan dan batasannya.
  • Memilih Peralatan: Memilih drone, kamera, dan perangkat lunak yang sesuai dengan kebutuhan Anda.
  • Membuat Rencana Penerbangan: Merencanakan jalur penerbangan drone, ketinggian penerbangan, dan pengaturan kamera.
  • Mendapatkan Izin: Mendapatkan izin terbang dari pihak berwenang jika diperlukan.

2. Pengumpulan Data

  • Menerbangkan Drone: Menerbangkan drone sesuai dengan rencana penerbangan yang telah dibuat.
  • Mengambil Foto: Drone akan mengambil foto udara area pemetaan secara tumpang tindih.
  • Mengumpulkan Data Sensor: Jika drone dilengkapi dengan sensor lain seperti lidar, data sensor juga akan dikumpulkan selama penerbangan.

3. Pemrosesan Data

  • Mengunduh Data: Mengunduh foto dan data sensor dari drone ke komputer.
  • Memproses Data: Memproses data foto dan sensor menggunakan perangkat lunak khusus untuk menghasilkan peta, model 3D, atau ortofoto.
  • Analisis Data: Menganalisis data yang dihasilkan untuk mendapatkan informasi yang diinginkan.

4. Penyajian Hasil

  • Membuat Peta: Membuat peta dari data yang telah diproses.
  • Membuat Model 3D: Membuat model 3D dari data yang telah diproses.
  • Membuat Ortofoto: Membuat ortofoto dari data yang telah diproses.

3. Keuntungan Menggunakan Drone dalam Pemetaan

Penggunaan drone dalam pemetaan menawarkan berbagai keuntungan dibandingkan metode tradisional, seperti:

1. Efisiensi dan Kecepatan

  • Drone dapat mengumpulkan data dengan lebih cepat dan cakupan area yang lebih luas dibandingkan metode tradisional seperti survei manual atau fotogrametri udara dari pesawat terbang.
  • Hal ini memungkinkan Anda untuk mendapatkan data pemetaan yang up-to-date dengan lebih cepat, menghemat waktu dan biaya.

2. Aksesibilitas dan Keamanan

  • Drone dapat mengakses area yang sulit atau berbahaya untuk dijangkau manusia, seperti tebing curam, area bencana alam, atau daerah terkontaminasi.
  • Hal ini memungkinkan Anda untuk mendapatkan data pemetaan dari area yang sebelumnya tidak mungkin dipetakan dengan metode tradisional.

3. Akurasi dan Detail

  • Drone dilengkapi dengan kamera beresolusi tinggi dan sensor canggih yang dapat menghasilkan data pemetaan yang sangat akurat dan detail.
  • Data ini dapat digunakan untuk membuat peta 3D, model elevasi digital, dan ortofoto yang presisi.

4. Fleksibilitas dan Kemampuan Adaptif

  • Drone dapat digunakan untuk memetakan berbagai jenis area, termasuk area yang tidak rata, bervegetasi lebat, dan perkotaan.
  • Drone juga dapat dilengkapi dengan berbagai sensor untuk memenuhi kebutuhan pemetaan yang spesifik, seperti sensor lidar untuk pemetaan topografi atau sensor multispectral untuk pemetaan pertanian.

5. Biaya yang Efisien

  • Meskipun biaya awal untuk membeli drone dan perangkat lunak pemetaan bisa tinggi, namun biaya operasi drone umumnya lebih murah dibandingkan metode tradisional.
  • Hal ini terutama berlaku untuk proyek pemetaan skala besar atau area yang sulit dijangkau.

6. Dampak Lingkungan yang Lebih Rendah

  • Drone tidak menghasilkan emisi gas buang atau polusi suara seperti pesawat terbang atau kendaraan darat yang digunakan dalam metode pemetaan tradisional.
  • Hal ini menjadikan drone sebagai pilihan yang lebih ramah lingkungan untuk pemetaan.

Beberapa contoh aplikasi pemetaan drone:

  • Surveying tanah dan properti: Drone dapat digunakan untuk membuat peta topografi yang akurat untuk perencanaan konstruksi, pengembangan lahan, dan manajemen properti.
  • Pemantauan infrastruktur: Drone dapat digunakan untuk inspeksi infrastruktur seperti jembatan, jalan raya, dan pipa untuk mendeteksi kerusakan dan potensi masalah.
  • Perencanaan pertambangan: Drone dapat digunakan untuk memetakan deposit mineral dan merencanakan operasi penambangan.
  • Pemetaan pertanian: Drone dapat digunakan untuk memantau kesehatan tanaman, mengidentifikasi hama dan penyakit, dan mengoptimalkan hasil panen.
  • Arkeologi: Drone dapat digunakan untuk memetakan situs arkeologi dan menghasilkan model 3D untuk penelitian dan dokumentasi.
Dengan berbagai keuntungan dan aplikasi yang dimilikinya, drone  diyakini akan terus memainkan peran penting dalam pemetaan di masa depan.

Secara keseluruhan, penggunaan drone dalam pemetaan menawarkan banyak keuntungan dibandingkan metode tradisional. Drone lebih efisien, akurat, fleksibel, dan ramah lingkungan, serta dapat mengakses area yang sulit dijangkau.

Oleh karena itu, drone semakin banyak digunakan dalam berbagai industri, seperti konstruksi, pertambangan, pertanian, kehutanan, dan arkeologi.

Semoga Artikel Ini Bermanfaat ! (www.rizkiibnurahmad.eu.org).*

Sumber :

  1. Colomina, I., & Molina, P. (2014). "Unmanned Aerial Systems for Photogrammetry and Remote Sensing: A Review". ISPRS Journal of Photogrammetry and Remote Sensing, 92, 79-97. doi:10.1016/j.isprsjprs.2014.02.013
  2. DroneDeploy. (2020). "The Complete Guide to Drone Mapping". Diakses dari https://www.dronedeploy.com
  3. Pix4D. (2021). "How to Create Accurate Maps and Models with Drones". Diakses dari https://www.pix4d.com
  4. Turner, D., Lucieer, A., & Watson, C. (2012). "An Automated Technique for Generating Georectified Mosaics from Ultra-High Resolution UAV Imagery". The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, 39, 169-174. doi:10.5194/isprsarchives-XXXIX-B1-169-2012
  5. Nex, F., & Remondino, F. (2014). "UAV for 3D Mapping Applications: A Review". Applied Geomatics, 6(1), 1-15. doi:10.1007/s12518-013-0120-x
  6. Agisoft LLC. (2021). "Agisoft Metashape User Manual: Professional Edition, Version 1.6". Diakses dari https://www.agisoft.com
  7. Eisenbeiss, H. (2009). "UAV Photogrammetry". Dissertation, Institute of Geodesy and Photogrammetry, ETH Zurich. doi:10.3929/ethz-a-005939264
  8. Leberl, F., Irschara, A., & Pock, T. (2010). "Point Clouds: Lidar versus 3D Vision". Photogrammetric Engineering & Remote Sensing, 76(10), 1123-1134. doi:10.14358/PERS.76.10.1123
  9. Jensen, J. R. (2007). "Remote Sensing of the Environment: An Earth Resource Perspective". Prentice Hall.
  10. Watts, A. C., Ambrosia, V. G., & Hinkley, E. A. (2012). "Unmanned Aircraft Systems in Remote Sensing and Scientific Research: Classification and Considerations of Use". Remote Sensing, 4(6), 1671-1692. doi:10.3390/rs4061671

Post a Comment for "Bagaimana Drone Digunakan dalam Pemetaan?"